Proses pengolahan air limbah pabrik tekstil meliputi tiga tahap
pemprosesan yaitu:
1. Proses Primer,
merupakan perlakuan pendahuluan (pretreatment) yang meliputi :penyaringan
kasar, (b) penghilangan warna (decolouring), (c) equalisasi,
(d) penyaringan halus, (e) pendinginan.
2. Proses Sekunder,
Proses biologi, dan sedimentasi.
3. Proses Tersiser,
merupakan tahap lanjutan proses biologi dan sedimentasi
Proses Primer
§ Penyaringan
kasar, Air limbah dari proses pencelupan dan pembilasan melalui saluran
pembuangan terbuka menuju pengolahan air limbah. Saluran tersebut terbagi
menjadi dua bagian yaitu saluran berwarna (water colour) dan saluran tidak
berwarna (uncolour water). Untuk mencegah agar sisa-sisa benang atau kain
dalam air limbah terbawa pada saat proses, maka air limbah disaring dengan
saringan kasar berdiameter 50 mm dan 20mm.
§ Penghilangan Warna
(decolouring), Limbah cair berwarna yang berasal dari proses pencelupan
setelah melewati tahap penyaringan ditampung dalam dua bak penampung,
masing-masing berkapasitas 64 m3 dan 48 m3 , air tersebut
kemudian dipompakan ke dalam tangki koagulasi pertama (Volume 3.1
m3) yang terdiri atas tiga buah tangki, yaitu pada tangki pertama
ditambahkan koagulasi FeSO4(Fero sulfat) konsentrasinya 600 – 700 ppm
untuk pengikatan warna. Selanjutnya dimasukkan ke dalam tangki kedua dengan
ditambahkan kapur (lime) konsentrasinya 150 – 300 ppm, gunanya untuk
menaikkan pH yang turun setelah penambahan FeSO 4. Dari tangki kedua, limbah
dimasukan ke dalam tangki ketiga pada kedua tangki tersebut ditambahkan
polymer berkonsentrasi 0.5 – 0.2 ppm, sehingga akan.terbentuk gumpalan-gumpalan
besar (flock) dan mempercepat proses pengendapan. Setelah gumpalan-gumpalan
terbentuk, akan terjadi pemisahan antara padatan hasil pengikatan warna
dengan cairan secara gravitasi dalam tangki sedimentasi. Meskipun air
hasil proses penghilangan warna ini sudah jernih, tetapi pH-nya masih tinggi
yaitu 10 sehingga tidak bisa langsung dibuangke perairan. Untuk menghilangkan
unsur-unsur yang masih terkandung di dalamnya, air yang berasal dari
koagulasi I diproses dengan sistem lumpur aktif. Cara tersebut merupakan
perkembangan baru yang dinilai lebih efektif dibanding dengan cara lama
yaitu air yang berasal dari koagulasi I digabung dalam bak equalisasi.
§ Ekualisasi, Bak
equalisasi atau disebut juga bak air umum, memiliki volume 650
m3 menampung dua sumber pembuangan yaitu limbah cair tidak berwarna dan
air yang berasal dari mesin pengempres lumpur. Kedua sumber
pembuangan mengeluarkan air dengan karakteristik yang berbeda. Oleh karena
itu untuk memperlancar proses selanjutnya air dari kedua sumber ini diaduk
dengan menggunakan blower hingga mempunyai karakteristik yang sama yaitu
pH 7 dan suhunya 320C. Sebelum kontak dengan sistem lumpur aktif, terlebih
dahulu air melewati saringan halus dan cooling tower, karena untuk proses
aerasi memerlukan suhu 320 C. Untuk mengalirkan air dari bak
equalisasi ke bak aerasi digunakan dua buah submersible pump (Q 60
m3 / jam).
§ Saringan
Halus, Air hasil equalisasi dipompakan menuju saringan halus untuk
memisahkan padatan dan larutan sehingga air limbah yang diolah bebas dari
padatan kasar berupa sisa-sisa serat benang yang masih terbawa.
§ Cooling
Tower, Karakteristik limbah produksi tekstil umumnya mempunyai suhu antara
350- 400C, sehingga memerlukan pendinginan untuk menurunkan suhu yang
bertujuan kerja bakteri dalam sistem lumpur aktif, karena suhu
yang diinginkan antara 290- 300 C.
Proses Sekunder
§ Proses
Biologi, Di sini terdapat tiga bak aersi yang mempunyai separator yang
mutlak diperlukan untuk mensuplai oksigen ke dalam air bagi kehidupan
bakteri. Parameter yang diukur dalam bak aerasi dengan sistem lumpur aktif
adalah DO (Dissolved Oxygen), MLSS (Mixed Liquor Suspended Solid) dan
suhu. Parameter-parameter tersebut dijaga kestabilannya sehingga
penguraian polutan yang ada dalam limbah dapat diuraikan secara maksimal
oleh bakteri. DO, MLSS dan suhu yang diperlukan oleh bakteri tersebut
berkisar antara 0.5 – 2.5 ppm; 4000 – 6000; 290 - 300 C.
§ Proses
Sedimentasi, Bak sedimentasi II (volume 407 m3 ) mempunyai bentuk
bundar pada bagian atasnya dan bagian bawahnya berbentuk konis yang
dilengkapi dengan pengaduk agitator) dengan putaran 2 kph. Desain ini
dimaksudkan untuk mempermudah pengeluaran endapan dari dasar bak. Pada bak
sedimentasi ini akan terjadi settling lumpur yang berasal dari bak aerasi
dan endapan lumpur ini harus segera dikembalikan lagi ke bak aerasi (return
sludge), karena kondisi pada bak sedimentasi hampir mendekati anaerob.
Besarnya RS ditentukan berdasarkan ? 2002 digitized by USU digital
library 6 perbandingan nilai MLSS dan debit RS itu sendiri. Pada bak
sedimentasi ini juga dilakukan pemantauan kaiment (ketinggian lumpur dari
permukaan air) dan MLSS dengan menggunakan alat MLSS meter.
Proses Tersier
Pada proses pengolahan ini ditambahkan
bahn kimia yaitu Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3), Polymer dan Antifoam (silicon
base) untuk mengurangi padatan tersuspensi yang masih terdapat dalam air.
Tahap lanjutan ini diperlukan untuk memperoleh kualitas air yang lebih
baik sebelum air tersebut dibuang ke perairan. Air hasil proses biologi
dan sedimentasi ditampung dalam bak intermediet (volume2 m3) yang
dilengkapi dengan alat yang disebut inverter untuk mengatur level
air, kemudian dipompakan ke dalam tangki koagulasi (volume 3.6 m3 )
dengan menggunakan pompa sentrifugal. Pada tangki koagulasi ditambahkan
aluminium sulfat (konsentrasi antara 150 – 33 ppm) dan polymer
(konsentrasi antara 0.5 – 2 ppm) sehingga terbentuk flock yang mudah
mengendap. Selain kedua bahan koagulan tersebut juga ditambahkan tanah
yang berasal dari pengolahan air baku (water treatment) yang bertujuan
menambah partikel padatan tersuspensi untuk memudahkan terbentuknya
flock. Pada tangki ini terdapat mixer (pengaduk) untuk mempercepat proses
persenyawaan kimia antara air dan koagulan, juga terdapat pH kontrol yang
berfungsi untuk memantau pH effluet sebelum dikeluarkan ke perairan.
Setelah penambahan koagulan dan proses flokulasi berjalan dengan sempurna,
maka gumpalan-gumpalan yang berupa lumpur akan diendapkan pada tangki
sedimentasi II (volume 178 m3). Hasil endapan kemudian dipompakan ke
tangki penampungan lumpur yang selanjutnya akan diolah dengan belt press
filter machine.
SUMBER
1 komentar:
Menjual berbagai macam jenis Chemical untuk cooling tower, chiller,evapko, boiler, oli industri, defoamer anti busa dll untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com
WA:0813-1084-9918
Terima kasih
Posting Komentar