Pages


widgets

Proses Pengolahan Cangkang Telur Menjadi Kerajinan





Proses Pembuatan Kerajinan Kulit Telur:
  • Mula – mula bagian bawah cangkang telur dilubangi dengan paku. Kuning telur lalu dipecahkan dengan menggunakan kawat. Selanjutnya mengeluarkan isi telur. Prosesnya dilakukan dengan menyuntikkan udara ke dalam cangkang telur.
  • Setelah isi telur keluar semua, proses selanjutnya adalah membersihkan bagian dalam cangkang telur. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan air yang dicampur cuka. Campuran air dan cuka disuntikkan ke dalam cangkang telur, dan kemudian dikeluarkan kembali.
  • Setelah isinya dibersihkan, cangkang telur dikeringkan selama dua hari. Kini memasuki proses menghias cangkang telur. Cangkang telur bisa dihias dengan diberi warna apa saja. prosesnya diawali dengan membuat sketsa di kulit telur. Lalu sketsa diberi lem. Setelah itu ditempeli hiasan.
  • Karena cangkang telur mudah pecah, maka proses pengerjaannya harus hati – hati. Telur hias yang telah jadi diletakkan diruang pamer atau dipasarkan . Hasil Kerajinan Kulit Telur bisa bervariasi mulai dari telur ukuran kecil, hingga telur ukuran besar.
  • Kerajinan Kulit Telurr hias ini umumnya pesanan perusahaan untuk dijadikan cinderamata. Selain itu juga dijual ke pembeli di mancanegara. Harga teluar hias ini bervariasi. Mulai dari 25 ribu rupiah untuk telur hias sederhana, hingga jutaan rupiah untuk telur hias pesanan khusus.

Proses Pengolahan Limbah Pertanian (kulit jagung) Menjadi Bunga







Limbah pertanian biasanya hanya dibuang sia-sia,padahal limbah pertanian seperti kulit jagung,sekam dll dapat dimanfaatkan sebagai barang yang berkualitas dan bernilai ekonomis yang tinggi.

limbah pertanian tersebut dapat digunakan sebagai bahan kerajinan yang cantik,berikut proses pembuatan kerajinan kulit jagung menjadi hiasan berbentuk bunga:

BAHAN DAN ALAT:
  • Kulit jagung
  • Gunting
  • Lem putih
  • Tangkai 
  • Serat gebang 
CARA MEMBUAT:
  1. Siapkan kulit jagung yang utuh dan lebar kemudian di putihkan
  2. Warnai sesuai selera
  3. Jemur kulit jagung yang sudah di warnai hingga kering
  4. Bentuk kulit jagung menjadi kelopak-kelopak bunga dan rangkai sesuai keinginan
  5. Buat putik bunga dengan menyambung tangkainya
  6. Rangkai kelopak-kelopak mengelilingi putik hingga membentuk sebuah bunga.


Proses Pembuatan Lampu Gantung dari Sendok Plastik Bekas



lampu hias dari barang bekas

Bahan :

  • Sendok plastik bekas
  • Cuter 
  • Botol plastik besar
  • Lem tembak
  • Lampu
Cara membuat :
  • Patahkan gagang sendok
  • Potong botol plastik sesuai bentuk yang anda inginkan
  • Susun rata sendok yang sudah dipotong tadi dengan lem tembak
  • Bila sudah masukkan lampu melalui lubang yang sudah tersedia 
  • Lampu gantung siap dipakai

Proses Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit




1.Tahap awal

  • Melakukan pemisahan benda-benda asing seperti kayu, bangkai binatang, pasir, dan kerikil. Sisa-sisa partikel digiling agar tidak merusak alat dalam sistem dan limbah dicampur agar laju aliran dan konsentrasi partikel konsisten.

2.Tahap primer

  • Tahap pengendapan. Partikel-partikel berukuran suspensi dan partikel-partikel ringan dipisahkan, partikel-partikel berukuran koloid digumpalkan dengan penambahan elektrolit seperti FeCl3, FeCl2, Al2(SO4)3, dan CaO.

3.Tahap sekunder

  • Tahap sekunder meliputi 2 tahap yaitu tahap aerasi (metode lumpur aktif) dan pengendapan. Pada tahap aerasi oksigen ditambahkan ke dalam air limbah yang sudah dicampur lumpur aktif untuk pertumbuhan dan berkembang biak mikroorganisme dalam lumpur. Dengan agitasi yang baik, mikroorganisme dapat melakukan kontak dengan materi organik dan anorganik kemudian diuraikan menjadi senyawa yang mudah menguap seperti H2S dan NH3sehingga mengurangi bau air limbah. Tahap selanjutnya dilakukan pengendapan. Lumpur aktif akan mengendap kemudian dimasukkan ke tangki aerasi, sisanya dibuang. Lumpur yang mengendap inilah yang disebut lumpur bulki.

4.Tahap tersier

  • Tahap ini disebut tahap pilihan. Tahap ini biasanya untuk memisahkan kandungan zat-zat yang tidak ramah lingkungan seperti senyawa nitrat, fosfat, materi organik yang sukar terurai, dan padatan anorganik.

Proses Pengolahan Limbah Pelepah Kelapa Sawit Menjadi Pakan ternak




  • Pelepah sawit yang dijadikan pakan ternak itu sebelumnya digiling dulu ke dalam mesin penggiling.
  • Pelepah sawit yang panjang awalnya sekitar 3 – 4 meter ini berubah jadi serpihan-serpihan kecil, hampir seperti bubuk.
  • Sebelumnya, duri-duri di pelepah juga harus dibuang dulu, karena ditakutkan kalau ketika digiling duri itu tidak hancur lalu termakan oleh sapi, hal itu bisa mengganggu pencernaan sapi tersebut.
  • Kemudian, serpihan pelepah sawit yang telah dicampur dedak padi, bungkil sawit, tetes tebu, garam, dan mineral ini diaduk di dalam mesin pencampur.
  • Lalu dimasukkan ke dalam karung-karung untuk difermentasi.
  • Pakan sapi pun jadi

Proses Pembuatan Arang Sekam Menjadi Pupuk








Cara pembuatan arang sekam :


  • Siapkan sebuah cerobong/pipa yang terbuat dari besi atau seng berdiameter 10 cm panjang 1 meter. 
  • Seluruh bagian cerobong dilubangi sebesar kelereng dengan jarak antarlubang 10 cm. 
  • Cerobong diberi tempat berbentuk kotak dengan alas kotak tanpa penutup. 
  • Letakkan kayu bakar yang telah menyala di lantai, kemudian bara api tersebut ditutup dengan rumah cerobong dan posisi cerobong tegak lurus. 
  • Asap hasil pembakaran bara api akan keluar lewat cerobong. 
  • Sekam kering ditaburkan mengelilingi kotak cerobong dengan ketebalan 30 cm dan ketinggian 50 cm. 
  • Panas akan merambat melalui kotak cerobong sehingga sekam menjadi bara api dan berubah warna menjadi hitam. 
  • Sekam yang telah menjadi bara dipinggirkan dan disiram dengan sedikit air agar proses pembakaran terhenti. 
  • Arang sekam siap digunakan.




Proses Pengolahan Pelepah Pisang Menjadi Kotak Pensil


Alat dan Bahan

  • Pelepah Pisang
  • Kertas karton (dibuat pola membentuk tabung)
  • Biji-bijian kering (penghias)
  • Pensil
  • Lem dengan daya lekat tinggi
  • Gunting

Cara Membuat :

  •  Siapkan pelepah pisang yang sudah kering, kemudian pelepah pisang ditempelkan pada kertas karton yang sudah dibentuk menjadi tabung.
  •  Proses pengeleman bisa  di lakukan dengan menggunakan perekat, misalnya saja menggunakan lem fox atau membuat lem sendiri dari tepung pati.
  •  Selanjutnya diamkan beberapa menit agar pelepah pisang menempel dengan kuat dan lem yang digunakan sepenuhnya mengering.
  •  Bila sudah kering, hiaslah tempat pensil tersebut dengan menggunakan biji-bijian kering, atau menggunakan hiasan dari tempurung kelapa agar terlihat menarik.
  •  Lumuri tempat pensil dengan cairan melamin agar warnanya lebih mengkilat, lalu keringkan.
  •  Dan produk sudah jadi.




Proses Pembuatan Gelas Bekas Menjadi Lampu Gantung



Mengubah Botol Minuman Menjadi Lampu Gantung | Bumiku


Persipakan bahannya terlebih dahulu, kurang lebih botol bekas minuman yang dibutuhkan sekitar 30 buah, siapkan staphler (+staplessnya), kabel, tempat lampu, dan paku serta lilin. 


Mengubah Botol Minuman Menjadi Lampu Gantung | Bumiku

Proses penggabung botol bekas dengan menggunakan stapless


Mengubah Botol Minuman Menjadi Lampu Gantung | Bumiku

Hasil setengah jadinya, kayak seprti ini


Mengubah Botol Minuman Menjadi Lampu Gantung | Bumiku

Mengubah Botol Minuman Menjadi Lampu Gantung | Bumiku

Proses pelubangan untuk menempatkan tempat lampu


Mengubah Botol Minuman Menjadi Lampu Gantung | Bumiku


Mengubah Botol Minuman Menjadi Lampu Gantung | Bumiku

Hasil akhir, lampu gantung yang cantik. Selamat berkarya.


Sumber: klik disini

Proses Pengolahan Limbah Tekstil








Proses pengolahan air limbah pabrik tekstil meliputi tiga tahap pemprosesan yaitu:
   1.     Proses Primer, merupakan perlakuan pendahuluan (pretreatment) yang meliputi :penyaringan kasar, (b) penghilangan warna (decolouring), (c) equalisasi, (d) penyaringan halus, (e) pendinginan.
    2.     Proses Sekunder, Proses biologi, dan sedimentasi.
    3.     Proses Tersiser, merupakan tahap lanjutan proses biologi dan sedimentasi

  Proses Primer
 §      Penyaringan kasar, Air limbah dari proses pencelupan dan pembilasan melalui saluran pembuangan terbuka menuju pengolahan air limbah. Saluran tersebut terbagi menjadi dua bagian yaitu saluran berwarna (water colour) dan saluran tidak berwarna (uncolour water). Untuk mencegah agar sisa-sisa benang atau kain dalam air limbah terbawa pada saat proses, maka air limbah disaring dengan saringan kasar berdiameter 50 mm dan 20mm.
 § Penghilangan Warna (decolouring), Limbah cair berwarna yang berasal dari proses pencelupan setelah melewati tahap penyaringan ditampung dalam dua bak penampung, masing-masing berkapasitas 64 m3 dan 48 m3 , air tersebut kemudian dipompakan ke dalam tangki koagulasi pertama (Volume 3.1 m3) yang terdiri atas tiga buah tangki, yaitu pada tangki pertama ditambahkan koagulasi FeSO4(Fero sulfat) konsentrasinya 600 – 700 ppm untuk pengikatan warna. Selanjutnya dimasukkan ke dalam tangki kedua dengan ditambahkan kapur (lime) konsentrasinya 150 – 300 ppm, gunanya untuk menaikkan pH yang turun setelah penambahan FeSO 4. Dari tangki kedua, limbah dimasukan ke dalam tangki ketiga pada kedua tangki tersebut ditambahkan polymer berkonsentrasi 0.5 – 0.2 ppm, sehingga akan.terbentuk gumpalan-gumpalan besar (flock) dan mempercepat proses pengendapan. Setelah gumpalan-gumpalan terbentuk, akan terjadi pemisahan antara padatan hasil pengikatan warna dengan cairan secara gravitasi dalam tangki sedimentasi. Meskipun air hasil proses penghilangan warna ini sudah jernih, tetapi pH-nya masih tinggi yaitu 10 sehingga tidak bisa langsung dibuangke perairan. Untuk menghilangkan unsur-unsur yang masih terkandung di dalamnya, air yang berasal dari koagulasi I diproses dengan sistem lumpur aktif. Cara tersebut merupakan perkembangan baru yang dinilai lebih efektif dibanding dengan cara lama yaitu air yang berasal dari koagulasi I digabung dalam bak equalisasi.
 §  Ekualisasi, Bak equalisasi atau disebut juga bak air umum, memiliki volume 650 m3 menampung dua sumber pembuangan yaitu limbah cair tidak berwarna dan air yang berasal dari mesin pengempres lumpur. Kedua sumber pembuangan mengeluarkan air dengan karakteristik yang berbeda. Oleh karena itu untuk memperlancar proses selanjutnya air dari kedua sumber ini diaduk dengan menggunakan blower hingga mempunyai karakteristik yang sama yaitu pH 7 dan suhunya 320C. Sebelum kontak dengan sistem lumpur aktif, terlebih dahulu air melewati saringan halus dan cooling tower, karena untuk proses aerasi memerlukan suhu 320 C. Untuk mengalirkan air dari bak equalisasi ke bak aerasi digunakan dua buah submersible pump (Q 60 m3 / jam).
 §  Saringan Halus, Air hasil equalisasi dipompakan menuju saringan halus untuk memisahkan padatan dan larutan sehingga air limbah yang diolah bebas dari padatan kasar berupa sisa-sisa serat benang yang masih terbawa.
 §  Cooling Tower, Karakteristik limbah produksi tekstil umumnya mempunyai suhu antara 350- 400C, sehingga memerlukan pendinginan untuk menurunkan suhu yang bertujuan kerja bakteri dalam sistem lumpur aktif, karena suhu yang diinginkan antara 290- 300 C.

Proses Sekunder
 §  Proses Biologi, Di sini terdapat tiga bak aersi yang mempunyai separator yang mutlak diperlukan untuk mensuplai oksigen ke dalam air bagi kehidupan bakteri. Parameter yang diukur dalam bak aerasi dengan sistem lumpur aktif adalah DO (Dissolved Oxygen), MLSS (Mixed Liquor Suspended Solid) dan suhu. Parameter-parameter tersebut dijaga kestabilannya sehingga penguraian polutan yang ada dalam limbah dapat diuraikan secara maksimal oleh bakteri. DO, MLSS dan suhu yang diperlukan oleh bakteri tersebut berkisar antara 0.5 – 2.5 ppm; 4000 – 6000; 290 - 300 C.
 §  Proses Sedimentasi, Bak sedimentasi II (volume 407 m3 ) mempunyai bentuk bundar pada bagian atasnya dan bagian bawahnya berbentuk konis yang dilengkapi dengan pengaduk agitator) dengan putaran 2 kph. Desain ini dimaksudkan untuk mempermudah pengeluaran endapan dari dasar bak. Pada bak sedimentasi ini akan terjadi settling lumpur yang berasal dari bak aerasi dan endapan lumpur ini harus segera dikembalikan lagi ke bak aerasi (return sludge), karena kondisi pada bak sedimentasi hampir mendekati anaerob. Besarnya RS ditentukan berdasarkan  ? 2002 digitized by USU digital library 6 perbandingan nilai MLSS dan debit RS itu sendiri. Pada bak sedimentasi ini juga dilakukan pemantauan kaiment (ketinggian lumpur dari permukaan air) dan MLSS dengan menggunakan alat MLSS meter.

Proses Tersier
Pada proses pengolahan ini ditambahkan bahn kimia yaitu Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3), Polymer dan Antifoam (silicon base) untuk mengurangi padatan tersuspensi yang masih terdapat dalam air. Tahap lanjutan ini diperlukan untuk memperoleh kualitas air yang lebih baik sebelum air tersebut dibuang ke perairan. Air hasil proses biologi dan sedimentasi ditampung dalam bak intermediet (volume2 m3) yang dilengkapi dengan alat yang disebut inverter untuk mengatur level air, kemudian dipompakan ke dalam tangki koagulasi (volume 3.6 m3 ) dengan menggunakan pompa sentrifugal. Pada tangki koagulasi ditambahkan aluminium sulfat (konsentrasi antara 150 – 33 ppm) dan polymer (konsentrasi antara 0.5 – 2 ppm) sehingga terbentuk flock yang mudah mengendap. Selain kedua bahan koagulan tersebut juga ditambahkan tanah yang berasal dari pengolahan air baku (water treatment) yang bertujuan menambah partikel padatan tersuspensi untuk memudahkan terbentuknya flock. Pada tangki ini terdapat mixer (pengaduk) untuk mempercepat proses persenyawaan kimia antara air dan koagulan, juga terdapat pH kontrol yang berfungsi untuk memantau pH effluet sebelum dikeluarkan ke perairan. Setelah penambahan koagulan dan proses flokulasi berjalan dengan sempurna, maka gumpalan-gumpalan yang berupa lumpur akan diendapkan pada tangki sedimentasi II (volume 178 m3).  Hasil endapan kemudian dipompakan ke tangki penampungan lumpur yang selanjutnya akan diolah dengan belt press filter machine.

SUMBER

Proses Pengolahan Limbah Anorganik Kaleng Menjadi Celengan


Kaleng bekas dapat dimanfaatkan menjadi barang yang berguna seperti celengan,dan tempat tisu. kali ini kita akn belajar memproses kaleng bekas menjadi celengan yang cantik dan unik.

BAHAN YANG DIGUNAKAN:
  • kaleng bekas susu ukuran 400 atau 900 ml yang ada tutupnya
  • cat pilox warna boleh bebas (untuk cat dasar qty)
  • spidol snowman paint untuk melukis/menggambar (warna gelap)
  • koran/kertas bekas (untuk alas mengecat)
ALAT :
  • cutter
CARA MEMBUAT CELENGAN :
  • kaleng bekas dibersihkan terlebih dahulu hingga bersih dan kering
  • kaleng yang sudah bersih kemudian di cat menggunakan cat pilox, semprotkan cat secukupnya hingga rata, gunakan korang bekas sebagai alas.
  • lalu kaleng yang sudah dicat di jemur dibawah sinar matahari hingga kering beralaskan koran.

  • setelah kering kaleng siap di lukis/gambar menggunakan spidol snowman paint

  • untuk celengan , lubangi tutup menggunakan cutter dengan bentuk lubang lurus
  • pasang tutup yang sudah dilubangi tadi sebagai tutup kaleng


SUMBER LENGKAP: klik disini

Proses Pengolahan Limbah Rumah Tangga Organik


Pada era modern saat ini sampah dibuang dengan sembarangan terutama di sungai ,sehingga menyebabkan banjir dan tercemarnya air. Sampah di bagi menjadi dua yaitu sampah organik dan anorganik. Sifat sampah organik yaitu dapat terurai sehingga cepat terjadi pembusukan dan mudah sekali tercemar bila dibuang di perairan. Maka kini sampah diolah menjadi pupuk kampos:


Alat dan bahan :
·       Kardus
·       Sabut kelapa
·       Sampah yang telah dipotong-potong
·       Kompos tumbuh-tumbuhan
·       Alat pengaduk
·       Karung plastik
Cara membuat :
·       Letakkan sabut kelapa diatas adukan kompos dan sampah
·       Lakukan lapis demi lapis hingga kardus terisi penuh
·       Bungkus dengan karung plastik
·       Letakkan kardus di tempat yang tidak kena hujan dan panas matahari
·       Buka dan aduklah sampah dalam kardus hingga 3 – 4 hari, hingga sampah benar-benar hancur dan menghitam.
·       Ayaklah kompos agar tekstur kompos rata
·       Setelah tekstur kompos rata, kini kompos siap dipakai



Proses Pengolahan Batok Kelapa Menjadi Kerajinan




Pada saat ini limbah dari batok kelapa sering dibuang sia-sia tanpa tahu sisi kegunaan yang istimewa dari batok kelapa tersebut,akan tetapi limbah dari batok kelapa tersebut dapat disulap menjadi berbagai kerajinan yang sangat berguna dan bernilai jual yang tinggi.Contohnya adalah tas,lampu,tempat tissu,dompet,gelas,hiasan dinding dan masih banyak lagi.

Berikut proses pembuatan tas batok kelapa menjadi tas
·         Siapkan alat dan bahan yakni, gergaji besi, amplas kasar-halus, pensil, bor untuk melubangi, vernis, kuas, tali, dan batok kelapa.
·         Belah batok kelapa menjadi dua bagian
·         Gerus permukaan kasar batok dengan menggunakan parang
·         Setelah digerus dan dipastikan gak ada sisa-sisa sabut kelapa, silahkan diamplas menggunakan amplas kasar
·         untuk membuat sisi kanan dan kiri tas, gambar bentuk tas yang diinginkan kemudian potong dengan menggunakan gergaji besi.
·         Setelah terbentuk bagian yang diinginkan, gunakan amplas halus untuk membuat permukaan semakin licin dan mengkilap.
·         selanjutnya saatnya mengkilapkannya menggunakan vernis. Ada beberapa warna vernis yang bisa dipilih. Yang saya gunakan adalah vernis dengan warna coklat kehitaman untuk membuatnya terlihat lebih elegan.
·         untuk menyatukan satu bagian ke bagian yang lain dapat dilakukan dengan melubangi pinggiran batok dengan menggunakan bor. Proses pelubangan ini untuk lubang jahit restleting.
·         Setelah resleting dijahit, rekatkan kain di bagian dalam batok kelapa. Pastikan satu kain tersebut menghubungkan satu bagian batok dengan bagian lainnya.
·         pasanglah tali panjang untuk membuatnya sebagai tas untuk hasil akhir.



Berikut proses pembuatan limbah batok kelapa menjadi tempat tisu
Bahan –bahan yang dibutuhkan sebagai berikut :
·         Satu butir kelapa yang utuh berukuran sedang jangan terlalu besar
·         Tatakan Kayu berukuran 12x12cm, bisa juga  tatakan berbentuk bulat dengan diameter 12cm
·         Kawat besi  30cm
·         Tali anyaman dari gedebong/pelepah pisang
·         kabel dan lampu tidur kecil yang berwarna-warni
Alat-alat yang dibutuhkan :
·         Golok/pisau  untuk mengupas dan menghilangkan serabut kelapa
·         Ampelas/beling dari pecahan gelas untuk menghaluskan permukan Batok, lebih cepat menggunakan gurinda mesin atau ampelas mesin.
·         Bor listrik
·         Pernis/sirlak/pilok clear
Cara Pembuatan:
·         Kupas kelapa sehingga terlihat butiran batok kelapa bulat
·         bersihkan permukaan batok kelapa dengan ampelas/beling
·         buat pola menggunakan pinsil diatas permukaan batok yang telah halus
·         lubangi bagian atas dengan gergaji besi untuk tempat lampu
·         keluarkan kelapa dengan dicongkel sedikit demi sedikit
·         beri lobang dengan bor listrik sesuai pola yang telah dibuat
·         setelh selesai melubangi sesuai pola baru kita membuat dudukan untuk menggantungkan lampu
·         tanjapkan kawat pada dudukan kayu yang ada , kemudian bentuk melengkung seperti dahan, pasang kabel dan dudukan lampu mengikuti kawat tadi, setelah itu baru dibungkus dengan lilitan tali dari pelepas pisang agar terlihat seperti batang kayu asli.
·         setelah itu baru pasangkang batok kelapa menggantung seperti buah pada kawat/batang tersebut, jangan lupa bikin daun dari batok atau tapas kelapa untuk menambah keindahan lampu tersebut
·         dan tahap terakhir cat lampu hias dengan pernis atau pilok clear supaya terlihat mengkilap.


Proses Pembuatan Limbah Kotoran Sapi Menjadi Biogas


Cara Pembuatan :

 • Kotoran sapi dicampur dengan air hingga terbentuk pada bak penampung sementara.

• Pada saat pengadukan sampah di buang dari bak penampungan.

• Pengadukan dilakukan hingga terbentuk lumpur dari kotoran sapi.


• Lumpur dari bak penampungan sementara kemudian di alirkan ke digester. 

• Pada pengisian pertama digester harus di isi sampai  penuh.

• Melakukan penambahan starter (banyak dijual dipasaran) sebanyak 1 liter dan isi rumen segar dari rumah potong hewan (RPH) sebanyak 5 karung untuk kapasitas digester 3,5 - 5,0 m2. Setelah digester penuh, kran gas ditutup supaya terjadi proses fermentasi.

• Gas metan sudah mulai di hasilkan pada hari 10 sedangkan pada hari ke -1 sampai ke - 8 gas yang terbentuk adalah CO2. Pada komposisi CH4 54% dan CO2 27% maka biogas akan menyala.

• Pada hari ke -14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan api pada kompor gas atau kebutuhan lainnya. Mulai hari ke-14 ini kita sudah bisa menghasilkan energi biogas yang selalu terbarukan. Biogas ini tidak berbau seperti bau kotoran sapi.

• Digester terus diisi lumpur kotoran sapi secara kontinu sehingga dihasilkan biogas yang optimal.

• Kompos yang keluar dari digester di tampung di bak penampungan kompos. Kompos cair di kemas ke dalam deregent sedangkan jika ingin di kemas dalam karung maka kompos harus di keringkan.




Copyright 2009 Proses Pengolahan Limbah. All rights reserved.
Free WPThemes presented by Leather luggage, Las Vegas Travel coded by EZwpthemes.
Bloggerized by Miss Dothy